SENJUM DIBALIK LEMBARAN KERJA


"Lala" menatap layar komputernya yang mulai buram oleh lelahnya. Kemudian  dua bola mata hitamnya berputar arah ke tumpukan kertas di atas mejanya. Draf laporan kegiatan yang dikerjakan bersama rekan kerjanya sejak seminggu lalu akhirnya selesai juga. Data yang berlapis lapis, hitungan yang sering  dicek berulang ulang  semuanya dilakukan dengan hati tenang .Hatinya mulai senang  laporan kegiatan besok akan disampaikan  pimpinannya didepan tamu undangan termasuk pimpinan tertinggi.

"Lala", laporannya sudah jadi? Tanya bu Ayu, pimpinannya, sambil menatap file di atas mejanya.

Sudah bu,  ini file nya. Ya, bagus. Nanti saya berikan ke bagian tata usaha ya bu.

Keesokan harinya acara dimulai, tamu undangan satu persatu berdatangan, juga pimpinan tertinggi hadir untuk memberikan sambutan serta membuka acara secara resmi.

Tak lama setelah itu acara dimulai. Lala mengambil posisi duduk dibelakang ditempat yang merasa nyaman baginya. Bu Ayu maju kedepan, memaparkan laporan kegiatan yang dia serahkan.

Luar biasa  Bu Ayu,  dari laporan kegiatan tadi Bu Ayu ternyatanya hebat sekali dalam  laporannya sangat detai, pujian dari salah satu tamu undangan .

Ya, Kami sangat terbantu dengan kegiatan ibu selama ini juga kerja kerasnya, sambung yang lain, ruangan acara penuh dengan senyum serta anggukan.

Lala tersenyum tipis, dia tahu siapa yang mengerjakannya, dia juga sadar bahwa Bu Ayu tidak berniat jahat padanya. Kadang begitulah  dunia kerja, yang terlihat di depan sering dianggap paling berjasa.

Setelah acara selesai, "Lala mulai merapikan buku dan filenya . sekali kali menatap ke depan sambil melihat pemandang indah, dimana setiap  tamu yang akan meninggalkan lokasi acara menyalami Bu Ayu sambil memberikan pujian.

"Lala beranjak akan meninggalkan ruangan acara. Namun sebelum dia keluar Bu Ayu mengampirinya .

"Lala, mau kemana ? , terima kasih ya,  "Ibu banyak dapat pujian, katanya pelan. Terima kasih ya "Lala, hati ibu senang sekali. 

"Lala, tersejum tipis, sama sama bu,

Saat dia melangkah keluar, hatinya menjadi ringan, ia menyadari bahwa tidak semua penghargaan yang disertai oleh tepuk tangan serta pujian, kadang dia hadir dalam bentuk pengakuan kecil walupun didalam lubuk hati yang dalam ucapan yang tulus, atau sekedar sejuman yang jujur.

Dan bagi Lala, itu sudah cukup.




Komentar

  1. Memang senyum segala obat ya bu. Kita bisa semangat lagi

    BalasHapus
  2. Selalu dan terus tersenyum ya Bu, apapun itu, senyum kadang bisa menghapus semua lelah 😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SABAR

HARAPAN YANG TUMBUH DI TENGAH PUING - PUING

Menjadi Ibu Harus Bahagia